Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Januari 08, 2017

Menurut Zwel dalam Wibowo (2010;269) Kompetensi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor Keyakinan dan nilai-nilai.
Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh keyakinannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Bila orang percaya akan kemampuannya dalam melakukan sesuatu, maka hal tersebut akan bisa dikerjakan dengan lebih mudah.


1)      Ketrampilan
Ketrampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu akan meningkatkan rasa percaya diri, dan akan menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai kompetensi dalam bidangnya.
2)      Pengalaman
Pengalaman akan sangat membantu dalam melakukan suatu pekerjaan, karena pengalaman mengajarkan sesuatu dengan nyata dan akan sangat mudah untuk mengingatnya. Seseorang bisa ahli dalam bidangnya karena banyak belajar dari pengalaman, dan keahlian seseorang menunjukkan suatu kompetensi yang dimiliki oleh orang tersebut.
3)      Karakteristik kepribadian
Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat dirubah, kepribadian seseorang akan mempengaruhi cara-cara orang tersebut dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan ini, dan hal ini akan membuat orang tersebut lebih kompeten. Seseorang akan berespons serta beradaftasi dengan lingkungan dan kekuatan sekitarnya, yang akan menambah kompetensi seseorang.
4)      Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang mampu untuk melakukan sesuatu. Daya dorong yang lebih bersifat psikologis membuat bertambahnya kekuatan fisik, sehingga akan mempermudah dalam aktivitas kerja, yang menambah tingkat kompetensi seseorang. Dorongan atau motivasi yang diberikan atasan kepada bawahan juga berpengaruh baik terhadap kinerja staf.
5)      Isu emosional
Kondisi emosional seseorang akan berpengaruh dalam setiap penampilannya, termasuk dalam penampilan kerjanya. Rasa percaya diri membuat orang akan dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih baik, begitu juga sebaliknya, gangguan emosional seperti rasa takut dan malu juga bisa menurunkan performance/penampilan kerja seseorang, sehingga kompetensinya akan menurun.
6)      Kemampuan intelektual
Kompetensi dipengaruhi oleh pemikiran intelektual, kognitif, analitis dan kemampuan konseptual. Tingkat intelektual dipengaruhi oleh pengalaman, proses pembelajaran yang sudah tentu pula kemampuan intelektual seseorang akan meningkatkan kompetensinya.
7)      Budaya organisasi
Budaya organisasi berpengaruh pada kompetensi seseorang dalam berbagai kegiatan, karena budaya organisasi mempengaruhi kinerja, hubungan antar pegawai, motivasi kerja dan kesemuanya itu akan berpengaruh pada kompetensi orang tersebut.
Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan sebagai berikut:
a)  Praktik rekruitmen dan seleksi karyawan mempertimbangkan siapa diantara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat keahliannya tentang kompetensi.
b)  Sistem penghargaan mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana organisasi menghargai kompetensi.
c)    Praktik pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain.
d)     Filosofi organisasi, visi-misi, dan nilai-nilai berhubungan dengan semua kompetensi.
e)      Kebiasaan dan prosedur member informasi kepada pekerja tentang berapa banyak kompetensi yang diharapkan.
f)  Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan pada pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan berkelanjutan.
g) Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara langsung mempengaruhi kompetensi kepemimpinan.

Boyatzis dalam Sudarmanto, (209:51) menyebutkan komponen-komponen kompetensi terdiri dari :
1)   Motive (dorongan) ;”perhatian berulang terhadap pernyataan tujuan, atau kondisi yang muncul dalam bayangan mendorong, memerintah aatau menyeleksi perilaku individu” (McClelland, 1971, Boyatzis, 1982). Motive juga termasuk pemikiran-pemikiran yang berhubungan dengan pernyatan atau tujuan atau tema tertentu. Motive ini hadir dalam level kesadaran atau ketidak sadaran setiap orang.
2)  Traits (cir, sifat, karakter pembawaan) ; merupakan pemikiran-pemikiran dan aktifitas psikomotorik yang berhubungan dengan kategori umum dari kejadian-kejadian.
3)      Self image (citra diri) ; merupakan persepsi orang terhadap dirinya dan evaluasi terhadap citranya tersebut. Definisi self image ini termasuk di dalamnya self concept (konsep diri) dan self esteem (harga diri).
4)      Social rule (peran sosial) ; merupakan persepsi orang terhadap seperangkat norma sosial perilaku yang diteria dan dihargai oleh kelompok sosial atau organisasi yang memilikinya.
5)      Skills (ketreampilan); merupakan kemampuan yang menunjukkan sistem atau urutan perilaku yang menunjukkan sistem atau urutan perilaku yang secara fungsional berhubungan dengan pencapaian tujuan kinerja. Skills juga merupakan kapabilitas seseorang secara fungsional dapat efektif atau tidak efektif dalam situasi pekerjaan. Hasil dari skills adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diukur.

Spencer dan Spencer (dalam Palan, 2007:6), mengemukakan bahwa kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja.
Selanjutnya, Spencer dan Spencer dalam  Sudarmanto (2009:53) dan Wibowo (2010:269) menguraikan komponen-komponen kompetensi sebagai berikut:
1)   Motif (Motives) adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau dikehendaki seseorang yang menyebabkan tindakan. Motif meggerakkan, mengarahkan, dan menyeleksi perilaku terhadap kegiatan atau tujuan tertentu dan menjauh dari orang lain.
2)  Sifat (Traits) adalah karakteristik-karakteristik fisik dan respons-respons konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi.
3)     Konsep diri (Self concept) adalah sikap, nilai dan citra diri seseorang.
4)   Pengetahuan (Knowlegde) adalah pengetahuan atau informasi seseorang dalam bidang spesifik tertentu.
5)      Keahlian (Skill) adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu atau tugas mental tertentu.


Pengetahuan dan keterampilan biasanya dikelompokkan sebagai kompetensi yang nampak dipermukaan sehingga mudah dilihat dan dinilai. Kompetensi ini biasanya mudah untuk dikembangkan dan tidak memerlukan biaya pelatihan yang besar untuk menguasainya. Kompetensi konsep diri dan karakteristik pribadi sifatnya tersebunyi tapi masih dapat diamati melalui sikap dan prilaku yang terlihat sehari-hari (Palan, 2007:13). Sedangkan aspek motivasi tidak diteliti karena disamping sifatnya tersebunyi di dalam hati seseorang, motivasi juga lebih sulit untuk dikembangkan atau dinilai. 

Sumber :

Palan, R. 2007. Competency Management. Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. Penerjemah: Octa Melia Jalal. Penerbit PPM. Jakarta

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, Teori, Dimensi Pengukuran dan Implementasi dalam Organisasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi “Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang.” PT RajaGrafindo Persada.

You Might Also Like

1 comments

  1. manteb ibuk...materinya bagus sekali...dapat menambah pengetahuan bagi pemerhati peningkatan kualitas SDM.

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images