Tari Topeng Cirebon Dan Topeng Betawi
April 21, 2016
1.
Tari Topeng
Cirebon
Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian tradisional
yang berkembang di wilayah parahyangan (daerah Sunda di Jawa Barat yang luasnya
mencakup wilayah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cimahi, Bandung, dan
Cianjur). Menurut cerita rakyat yang berkembang Tari Topeng diciptakan oleh
sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan
Gunung Jati berkuasa di Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari
Karawang.
Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang yang
diberi nama Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung
Jati tidak bisa menandinginya walaupun telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan
Pangeran Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian
Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian. Berawal dari keputusan
itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari sebagai
penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta
pada penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda
cintanya.
Bersamaan dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya
Pangeran Welang kehilangan kesaktiannya dan kemudian menyerah pada Sunan Gunung
Jati. Pangeran itupun berjanji akan menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati
yang ditandai dengan bergantinya nama Pangeran Welang menjadi Pangeran Graksan.
Seiring dengan berjalannya waktu, tarian inipun kemudian
lebih dikenal dengan nama Tari Topeng dan masih berkembang hingga sekarang.
Selain sebagai media hiburan, tarian ini juga pernah dijadikan sebagai media
komunikasi dakwah Islam di Cirebon pada zaman dulu 2.
Perkembangan Tari Topeng Cirebon Tarian ini biasanya akan
dipentaskan ketika ada acara-acara kepemerintahan, hajatan sunatan, perkawinan
maupun acara-acara rakyat lainnya. tarian ini dimainkan oleh satu atau beberapa
orang penari, seorang sinden, dan sepuluh orang laki-laki yang memainkan alat
musik pengiring, di antaranya rebab, kecrek, kulanter, ketuk, gendang, gong,
dan bendhe.
Kostum yang digunakan biasanya selalu memiliki unsur warna
kuning, hijau dan merah yang terdiri dari toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan
ampreng. Tarian ini diawali dengan formasi membungkuk, formasi ini melambangkan
penghormatan kepada penonton sekaligus pertanda bahwa tarian akan dimulai.
Setelah itu, kaki para penari digerakkan melangkah maju-mundur yang diiringi
dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para penontonnya. Gerakan ini
kemudian dilanjutkan dengan membelakangi penonton dengan menggoyangkan
pinggulnya sambil memakai topeng berwarna putih, topeng ini menyimbolkan bahwa
pertunjukan pendahuluan sudah dimulai. Setelah berputar-putar menggerakkan
tubuhnya, kemudian para penari itu berbalik arah membelakangi para penonton
sambil mengganti topeng yang berwarna putih itu dengan topeng berwarna biru.
Proses serupa juga dilakukan ketika penari berganti topeng yang berwarna merah.
Seiring dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya maupun
gerakan sang penari juga semakin keras. Puncak alunan musik paling keras
terjadi ketika topeng warna merah dipakai para penari, warna topeng dan alunan
musik tersebut adalah perlambangan dari tokoh yang di bawakan oleh sang penari,
dengan topeng putih penari menjadi seorang yang alim dan lembut, sedangkan
untuk topeng yang berwarna biru penari menggambarkan karakter putri yang agun
dan untuk topeng berwarna merah selayaknya pementasan seni selalu ada peran
antagonis dan topeng berwarna merah ini adalah perlambangan peran tersebut yang
karakternya temperamen dan tidak sabaran.
Tari topeng cirebon sendiri dapat digolongkan ke dalam
lima karakter pokok topeng yang berbeda yaitu :
a)
Topeng Panji. Digambarkan sebagai sosok manusia yang baru
lahir, penuh dengan kesucian, gerakannya halus dan lembut. Tarian ini bagi
beberapa pengamat tarian merupakan gabungan dari hakiki gerak dan hakiki diam dalam
sebuah filosofi tarian.
b)
Topeng Samba, menggambarkan fase ketika manusia mulai
memasuki dunia kanak-kanak, digambarkan dengan gerakan yang luwes, lincah dan
lucu.
c)
Topeng Rumyang merupakan gambaran dari fase kehidupan remaja
pada masa akhil balig
d)
Topeng Tumenggung, gambaran dari kedewasaan seorang
manusia, penuh dengan kebijaksanaan layaknya sosok prajurit yang tegas, penuh
dedikasi, dan loyalitas seperti pahlawan.
e)
Topeng Kelana/Rahwana merupakan visualisasi dari watak
manusia yang serakah, penuh amarah, dan ambisi. Sifat inilah yang merupakan
sisi lain dari diri manusia, sisi “gelap” yang pasti ada dalam diri manusia.
Gerakan topeng Kelana begitu tegas, penuh dengan ambisi layaknya sosok raja
yang haus ambisi duniawi.
Kelima karakter tari topeng
Cirebon bila dikaitkan dengan pendekatan ajaran agama Islam dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a)
Topeng Panji merupakan akronim dari kata MAPAN ning kang
SIJI, artinya tetap kepada satu yang Esa atau dengan kata lain Tiada Tuhan
selain Allah SWT.
b)
Topeng Samba Berasal dari kata SAMBANG atau SABAN yang
artinya setiap. Maknanya bahwa setiap waktu kita diwajibkan mengerjakan segala
Perintah- NYA.
c)
Topeng Rumyang. Berasal dari kata Arum / Harum dan Yang /
Hyang (Tuhan). Maknanya bahwa kita senantiasa mengharumkan nama Tuhan yaitu
dengan Do‟a dan dzikir
d)
Topeng Temenggung. Memberikan kebaikan kapada sesama manusia,
saling menghormati dan senantiasa mengembangkan silih Asah, Silih Asih dan
Silih Asuh.
e)
Topeng Klana. Kelana artinya Kembara atau Mencari. Bahwa
dalam hidup ini kita wajib berikhtiar
1.
Tari Topeng
Betawi
Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian adat
masyarakat betawi di Jakarta yang menggunakan topeng sebagai ciri khasnya.
Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari, music, dan nyanyian. Seperti
pertunjukan teater atau opera, penari menari dengan di iringi suara music dan
nyanyian. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat
gerakan.
Tari Topeng Betawi awalnya di pentaskan secara
berkeliling oleh para seniman. Mereka biasanya di undang sebagai pengisi hiburan dalam acara seperti pesta
pernikahan, khitanan, dan lainnya. Menurut kepercayaan masyarakat betawi,
tarian ini bisa menjauhkan dari mara petaka. Namun seiring dengan perubahan
jaman, kepercayaan itu mulai luntur dan menjadikan tarian ini hanya hiburan
dalam acara saja. Namun walaupun kepercayaan itu mulai hilang, tarian ini tetap
di adakan untuk memeriahkan pesta atau acara adat.
Dalam pertunjukannya, Tari Topeng Betawi di awali dengan
lagu yang di iringi oleh music pengiring. Setelah itu para penari keluar sambil
menari menggunakan topeng. Gerakan yang di lakukan para penari tergantung pada
tema yang di bawakan. Tema yang di bawakan dalam tarian ini tergolong variatif
di antaranya adalah kehidupan masyarakat, cerita legenda, kritik sosial, dan
cerita klasik lainnya. Tari Topeng Betawi merupakan tarian yang bersifat
teatrikal. Sehingga terdapat pesan yang di sampaikan melalui gerakan dalam
menari. Tarian ini biasanya di iringi dengan alat music tradisional betawi
seperti rebab, gendang besar, kempul, kromong tiga, kecrek, kulanter dan gong
buyung.
Kostum yang di gunakan dalam Tari Topeng Betawi juga
tergantung pada tema yang di bawakan, namun masih tidak lepas dari busana khas
betawi. Bagi penari pria biasanya menggunakan pakaian seperti pakaian hitam,
kaos oblong, celana panjang, dan kain sarung. Selain itu di bagian kepala
biasanya menggunakan peci atau ikat kepala. Bagi penari wanita biasanya
menggunakan kain panjang dan pakaian kebaya yang di lengkapi dengan selendang.
Selain bagian kepala memakai mahkota warna warni yang biasa di sebut dengan
kembang topeng. Dan tidak lupa memakai topeng yang menutupi wajah para
penarinya. Topeng yang di gunakan para penari terbuat dari kayu. Topeng ini
tidak memakai pengikat pada kepala, namun penari menempelkan ke wajah mereka
dengan cara di gigit di bagian dalam topengnya.
Untuk menarikan Tari Topeng Betawi ini tidak lah mudah.
Ada 3 hal yang wajib di miliki para penari topeng betawi ini. pertama, penari
harus gendes, yaitu luwes atau lemah gemulai. Penari juga harus ceria dan tidak
boleh kelihatan sedih saat menari. Terakhir, penari harus lincah dan bergerak
bebas.
Dalam perkembangannya, Tari Topeng Betawi tidak hanya di
gunakan sebagai acara hiburan saat pesta pernikahan atau khitanan saja. Namun
tarian ini juga sering di pentaskan pada acara besar adat betawi di Jakarta.
Tari Topeng Betawi telah berkembang, sehingga banyak variasi dan jenis seperti
tari lipet gandes, tari topeng tunggal, tari enjot-enjotan, tari gegot, tari
topeng cantik, tari topeng putri, tari topeng ekspresi, dan tari kang aji.
0 comments